Selasa, 17 November 2015

Cerpen - SALAH SANGKA

SALAH SANGKA
Karya : Febri Jr.
Malam itu disebuah rumah ada 3 anak remaja yang sedang duduk santai sambil minum segelas kopi mereka bertiga adalah teman yang akrab sejak kecil. Anak yang punya rumah bernama Fadlan. Dan 2 temannya bernama Sukron dan Lio. Mereka bertiga termasuk anak yang akur tidak pernah saling bertengkar satu sama lain.
Saat itu mereka sedang ngobrol-ngobrol tentang motor, mereka bertiga ngobrol modifikasi motor yang bagus buat motor mereka. Fadlan memiliki motor vega R dia memodifikasi motornya sendiri, tidak kebengkel. Dia merupakan anak yang berbakat dalam beberapa hal diantaranya dia berbakat bermain bola voli, memodifikasi motor dan alat atau benda elektronik. Padahal dia bersekolah di SMA bukan di SMA. Bakat atau keahlian lainnya membuat kerajinan-kerajinan tangan dari kayu seperti baling-baling, blong-blongan, layang-layang dan lain-lain.Tetapi bakat yang paling menonjol adalah dia berbakat dibidang olahraga yaitu dia berbakat bermain bola voli.
Pada saat ngobrol dia pergi kebelakang menuju keruang dapur. Dia membuat lagi 3 gelas kopi untuk dia dan teman-temannya. Setelah itu dia menuju keruang tamu. Setelah beberapa jam ngobrol Lio pergi untuk membeli makanan ringan. Dia pergi menggunakan milik Sukron.
Saat sampai dirumahnya Fadlan dia meletakan makanan ringan itu dimeja ruang tamu. Mereka bertiga lalu memakan makanan ringan tersebut. Dan mulai menunjukan pukul 12.00 Wib, Lio pun pamit kepada Fadlan bahwa dia mau pulang.
“bali Lan, wis wengi lah ngesuk nyong sekolah.” Tanya Lio.
“kaya wene mayan Yo, urung wengi.” Jawab Fadlan.
Fadlan mengantar Lio sampai didepan rumah. Lio pun pulang menggunakan motornya yaitu motor jupiter z tak beberapa lama Fadlan keliahatan bingung. Dia mencari-cari benda miliknya yang dia rasa hilang.
“ko nggoleti apa Lan, ketone bingung temen?” tanya Sukron.
“nyong nggoleti duit Kron.” Jawab Fadlan.
“pira Lan?” tanya Sukron.
“100ewu Kron, duite satusan, mau tekgletakna ning meja koh ora nana. Ko weruh ora Kron?” Jawab Fadlan.
“iya embuh si Lan, nyong ora weruh. Sumpah!” jawab Sukron.
“aja goroh Kron.” Tanya Fadlan ( dengan raut muka sedang marah )
“busung Lan, wani kenang gludug.” Jawab Sukron.
Fadlan pun mencurigai Lio, dia menyangka pasti Lio yang mengambil uangnya.
Keesokan harinya, Fadlan pergi kerumah Lio yang jarak rumah Lio tidak terlalau jauh. Tetapi Lio sudah berangkat kesekolah. Fadlan menunggu Lio sampai pulang sekolah
Saat lio sampai dirumah lalu Fadlan bertanya :
“Yo, ko sing njukut duite nyong ya.
“pira Lan” Jawab Lio.
“100ewu, duite satusan. Ko sing njukut ya ning meja ruang tamu.” Tanya Fadlan.
“iya embuh si, nyong ngerti be ora koh malah nuduh-nuduh. Gelut bae mayuh !” jawab Lio. (dengan garangnya).
Terjadilah perkelahian antara Fadlan dengan Lio sampai beberapa menit. Sukron pun menduga pasti akan terjadi perkelahian diantara mereka berdua. Lalu Sukron pergi kerumah Lio, Sukron melihat Fadlan dengan Lio sedang berkelahi. Lalu Sukron memisahkan kedua anak tersebut.
“Yo, ko sing njukut duite Fadlan ya?” tanya Sukron.
“iya embuh si, kerasa njukut be ora koh, sumpah !” jawab Lio.
“Lan eling-elingna dimin, mbok ko kelalen ngesoge.” Tanya Sukron kepada Fadlan.
Fadlan pun mengingat-ingat kembali. Lalu beberapa saat kemudian Fadlan pun ingat bahwa uang 100ribu dimeja dipinjam oleh sepupunya untuk membeli tas. Lalu Fadlan merasa malu karena sudah mencurigai Sukron dan Lio.
“Kron pangapurane nyong wis nuduh ko.” Tanya Fadlan kepada Sukron.
Lalu Fadlan pergi menghampiri Lio.
“Yo, pangapurane nyong wis nuduh ko, nyong nyesel wis nuduh ko nganti gelut kaya kiye, nyong dadi ora kepenak maring ko pada karo tanggane. Nyong njaluk pangapurane, nyong wis salah ming ko, maklum nyong wonge kelalenan.” Ucap Fadlan ( dengan muka bersalah )
Lalu mereka bertiga saling bersalaman dan meminta maaf satu sama lain.
“mulane Lan dadi bocah aja seneng nuduh-nuduh angger langka buktine. Ucap Sukron kepada Fadlan untuk menasehatinya.
            “iya ya nyong ngerti mulane si nyong njaluk pangapura ming ko pada.”
Mereka kemudian pulang kerumah masing-masing dan persahabatan mereka tidak ada yang goyah, bahkan sampai sekarang mereka tetap menjadi sahabat yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2010 SING PENTING HEPI ! | Design : Noyod.Com | Images: Moutonzare