Malam itu disebuah rumah ada 3 anak remaja yang sedang duduk santai
sambil minum segelas kopi mereka bertiga adalah teman yang akrab sejak kecil.
Anak yang punya rumah bernama Fadlan. Dan 2 temannya bernama Sukron dan Lio.
Mereka bertiga termasuk anak yang akur tidak pernah saling bertengkar satu sama
lain.
Saat itu mereka sedang ngobrol-ngobrol tentang motor, mereka
bertiga ngobrol modifikasi motor yang bagus buat motor mereka. Fadlan memiliki
motor vega R dia memodifikasi motornya sendiri, tidak kebengkel. Dia merupakan
anak yang berbakat dalam beberapa hal diantaranya dia berbakat bermain bola
voli, memodifikasi motor dan alat atau benda elektronik. Padahal dia bersekolah
di SMA bukan di SMA. Bakat atau keahlian lainnya membuat kerajinan-kerajinan tangan
dari kayu seperti baling-baling, blong-blongan, layang-layang dan
lain-lain.Tetapi bakat yang paling menonjol adalah dia berbakat dibidang
olahraga yaitu dia berbakat bermain bola voli.
Pada saat ngobrol dia pergi kebelakang menuju keruang dapur. Dia
membuat lagi 3 gelas kopi untuk dia dan teman-temannya. Setelah itu dia menuju
keruang tamu. Setelah beberapa jam ngobrol Lio pergi untuk membeli makanan
ringan. Dia pergi menggunakan milik Sukron.
Saat sampai dirumahnya Fadlan dia meletakan makanan ringan itu
dimeja ruang tamu. Mereka bertiga lalu memakan makanan ringan tersebut. Dan
mulai menunjukan pukul 12.00 Wib, Lio pun pamit kepada Fadlan bahwa dia mau
pulang.
“bali Lan, wis wengi lah ngesuk nyong sekolah.” Tanya Lio.
“kaya wene mayan Yo, urung wengi.” Jawab Fadlan.
Fadlan mengantar Lio sampai didepan rumah. Lio pun pulang
menggunakan motornya yaitu motor jupiter z tak beberapa lama Fadlan keliahatan
bingung. Dia mencari-cari benda miliknya yang dia rasa hilang.
“ko nggoleti apa Lan, ketone bingung temen?” tanya Sukron.
“nyong nggoleti duit Kron.” Jawab Fadlan.
“pira Lan?” tanya Sukron.
“100ewu Kron, duite satusan, mau tekgletakna ning meja koh ora
nana. Ko weruh ora Kron?” Jawab Fadlan.
“iya embuh si Lan, nyong ora weruh. Sumpah!” jawab Sukron.
“aja goroh Kron.” Tanya Fadlan ( dengan raut muka sedang marah )
“busung Lan, wani kenang gludug.” Jawab Sukron.
Fadlan pun mencurigai Lio, dia menyangka pasti Lio yang mengambil
uangnya.
Keesokan harinya, Fadlan pergi kerumah Lio yang jarak rumah Lio
tidak terlalau jauh. Tetapi Lio sudah berangkat kesekolah. Fadlan menunggu Lio
sampai pulang sekolah
Saat lio sampai dirumah lalu Fadlan bertanya :
“Yo, ko sing njukut duite nyong ya.
“pira Lan” Jawab Lio.
“100ewu, duite satusan. Ko sing njukut ya ning meja ruang tamu.”
Tanya Fadlan.
“iya embuh si, nyong ngerti be ora koh malah nuduh-nuduh. Gelut bae
mayuh !” jawab Lio. (dengan garangnya).
Terjadilah perkelahian antara Fadlan dengan Lio sampai beberapa
menit. Sukron pun menduga pasti akan terjadi perkelahian diantara mereka
berdua. Lalu Sukron pergi kerumah Lio, Sukron melihat Fadlan dengan Lio sedang
berkelahi. Lalu Sukron memisahkan kedua anak tersebut.
“Yo, ko sing njukut duite Fadlan ya?” tanya Sukron.
“iya embuh si, kerasa njukut be ora koh, sumpah !” jawab Lio.
“Lan eling-elingna dimin, mbok ko kelalen ngesoge.” Tanya Sukron
kepada Fadlan.
Fadlan pun mengingat-ingat kembali. Lalu beberapa saat kemudian
Fadlan pun ingat bahwa uang 100ribu dimeja dipinjam oleh sepupunya untuk
membeli tas. Lalu Fadlan merasa malu karena sudah mencurigai Sukron dan Lio.
“Kron pangapurane nyong wis nuduh ko.” Tanya Fadlan kepada Sukron.
Lalu Fadlan pergi menghampiri Lio.
“Yo, pangapurane nyong wis nuduh ko, nyong nyesel wis nuduh ko
nganti gelut kaya kiye, nyong dadi ora kepenak maring ko pada karo tanggane.
Nyong njaluk pangapurane, nyong wis salah ming ko, maklum nyong wonge
kelalenan.” Ucap Fadlan ( dengan muka bersalah )
Lalu mereka bertiga saling bersalaman dan meminta maaf satu sama
lain.
“mulane Lan dadi bocah aja seneng nuduh-nuduh angger langka
buktine. Ucap Sukron kepada Fadlan untuk menasehatinya.
“iya ya nyong
ngerti mulane si nyong njaluk pangapura ming ko pada.”
Mereka kemudian pulang kerumah masing-masing dan persahabatan
mereka tidak ada yang goyah, bahkan sampai sekarang mereka tetap menjadi
sahabat yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar